Profil Desa Luwenglor
Ketahui informasi secara rinci Desa Luwenglor mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Luwenglor, Pituruh, Purworejo. Kajian mendalam mengenai kondisi geografis, data demografi, potensi ekonomi pertanian lahan kering dan peternakan, serta dinamika pembangunan infrastruktur dan sosial masyarakat di kawasan perbukitan.
-
Sentra Pertanian Lahan Kering
Desa Luwenglor merupakan pusat pertanian palawija, khususnya singkong dan jagung, yang diolah menjadi produk bernilai tambah seperti gaplek dan pakan ternak.
-
Basis Peternakan Kambing
Desa ini dikenal sebagai salah satu lumbung ternak kambing di Kecamatan Pituruh, menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar keluarga.
-
Lokasi Strategis di Perbatasan
Berada di perbatasan langsung dengan Kabupaten Kebumen, Desa Luwenglor memiliki peran penting sebagai gerbang ekonomi dan sosial antar-kabupaten.
Desa Luwenglor, yang berlokasi di ujung barat Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, merupakan sebuah desa dengan karakteristik unik sebagai etalase perbatasan. Berhadapan langsung dengan wilayah Kabupaten Kebumen, desa ini tidak hanya berfungsi sebagai pemukiman, tetapi juga sebagai titik temu sosial dan ekonomi antar dua kabupaten. Dengan topografi yang didominasi dataran tinggi dan perbukitan kapur, Desa Luwenglor menampilkan corak ekonomi yang berbeda, bertumpu pada ketangguhan pertanian lahan kering dan sektor peternakan yang telah mengakar kuat. Kehidupan masyarakatnya mencerminkan kerja keras dalam mengolah lahan marginal menjadi sumber penghidupan yang produktif dan berkelanjutan.
Geografi, Topografi dan Batas Wilayah
Secara geografis, Desa Luwenglor menempati posisi strategis di perbatasan Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah desa ini tercatat sekitar 4,21 kilometer persegi (421 hektare), menjadikannya salah satu desa terluas di Kecamatan Pituruh. Sebagian besar lahannya merupakan perbukitan kapur dengan kontur yang bergelombang, di mana pemanfaatannya didominasi oleh tegalan atau ladang tadah hujan. Kondisi ini menuntut pola pertanian yang adaptif terhadap ketersediaan air dan jenis tanah yang ada.Batas-batas administratif Desa Luwenglor menegaskan posisinya sebagai wilayah perbatasan. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Kaligondang. Di sisi timur, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Wonosido. Sementara itu, batas di sebelah selatan ialah Desa Gumawang dan Desa Pamriyan, dan di sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Seboro, yang sudah masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Sadang, Kabupaten Kebumen. Keberadaan jalur alternatif yang menghubungkan Purworejo dan Kebumen yang melintasi desa ini memberikannya peran penting dalam mobilitas penduduk dan barang di kawasan selatan Jawa Tengah.
Demografi dan Struktur Sosial Masyarakat
Berdasarkan data kependudukan terbaru, Desa Luwenglor dihuni oleh 2.628 jiwa. Dengan luas wilayahnya yang mencapai 4,21 km², tingkat kepadatan penduduknya relatif rendah, yakni sekitar 624 jiwa per kilometer persegi. Pola pemukiman penduduk cenderung menyebar, mengikuti alur lembah dan punggungan bukit yang lebih landai, membentuk dusun-dusun yang terpisah oleh ladang dan perbukitan.Struktur sosial masyarakat Desa Luwenglor sangat komunal dan didasari oleh semangat gotong royong. Profesi utama penduduknya ialah petani lahan kering dan peternak. Keterikatan pada profesi ini membentuk budaya masyarakat yang ulet, sabar, dan saling bergantung satu sama lain, terutama saat musim tanam dan panen tiba. Organisasi sosial seperti kelompok tani, kelompok ternak, dan PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) menjadi wadah penting bagi warga untuk berbagi informasi, meningkatkan keterampilan, dan menjalankan program-program pemberdayaan secara kolektif.
Tata Kelola Pemerintahan dan Arah Pembangunan
Pemerintahan Desa Luwenglor dipimpin oleh seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkat desa yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi dan pembangunan. Mengingat kondisi geografisnya yang menantang, prioritas utama pembangunan desa difokuskan pada peningkatan kualitas infrastruktur dasar, terutama jalan dan akses air bersih. Pembangunan jalan cor blok atau rabat beton yang menghubungkan antar dusun menjadi program andalan untuk membuka keterisolasian dan melancarkan aktivitas ekonomi warga."Fokus kami adalah memastikan setiap dusun terhubung dengan jalan yang layak. Ini adalah kunci untuk mempermudah warga mengangkut hasil panen singkong dan menjual ternak ke pasar," ujar salah seorang perangkat desa. Selain infrastruktur fisik, pemerintah desa juga menaruh perhatian pada peningkatan sumber daya manusia melalui program pelatihan bagi petani dan peternak. Pengelolaan dana desa dilakukan secara transparan dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalam setiap tahap perencanaan untuk memastikan program yang berjalan benar-benar sesuai dengan kebutuhan warga.
Potensi Ekonomi: Pertanian Lahan Kering dan Lumbung Ternak
Tulang punggung ekonomi Desa Luwenglor ialah pertanian lahan kering dan peternakan, dua sektor yang saling terintegrasi. Komoditas utama yang dibudidayakan di ladang tadah hujan ialah singkong. Singkong dari Luwenglor dikenal berkualitas baik dan menjadi bahan baku utama untuk produksi gaplek dan tepung tapioka. Hampir setiap keluarga mengolah hasil panen singkong menjadi gaplek sebagai cadangan pangan dan komoditas jual. Selain singkong, warga juga menanam jagung, kacang-kacangan, dan berbagai jenis umbi-umbian.Sektor peternakan menjadi pilar ekonomi kedua yang tak kalah penting. Desa ini merupakan salah satu lumbung ternak kambing, khususnya jenis Kambing Jawa Randu. Hampir setiap rumah tangga memiliki ternak kambing sebagai tabungan hidup yang dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan mendesak. Limbah pertanian seperti daun singkong dan jagung dimanfaatkan secara maksimal sebagai pakan ternak, menciptakan sebuah siklus ekonomi yang efisien dan berkelanjutan di tingkat rumah tangga. Keberadaan pasar hewan yang tidak terlalu jauh dari desa turut mendukung geliat ekonomi di sektor ini.
Infrastruktur, Aksesibilitas, dan Layanan Dasar
Pembangunan infrastruktur di Desa Luwenglor terus digalakkan untuk mengatasi tantangan geografis. Jalan utama desa yang menjadi jalur alternatif Purworejo-Kebumen berada dalam kondisi yang cukup baik. Namun jalan-jalan penghubung antar dusun yang menanjak dan melintasi perbukitan menjadi prioritas utama untuk perbaikan berkelanjutan melalui program dana desa.Di bidang pendidikan, terdapat fasilitas Sekolah Dasar (SD) Negeri yang melayani pendidikan dasar bagi anak-anak di beberapa dusun. Untuk layanan kesehatan, masyarakat mengandalkan kegiatan Posyandu untuk pemantauan kesehatan ibu dan anak, serta keberadaan bidan desa. Salah satu tantangan infrastruktur yang signifikan ialah akses terhadap air bersih, terutama saat musim kemarau panjang. Warga umumnya memanfaatkan sumber mata air dan sumur, namun program penyediaan air bersih yang lebih terstruktur terus diupayakan oleh pemerintah desa bekerja sama dengan dinas terkait. Fasilitas ibadah seperti masjid dan musala juga tersedia dan terawat baik di setiap dusun.
Tantangan dan Prospek Pengembangan ke Depan
Tantangan utama yang dihadapi Desa Luwenglor ialah ketergantungan pada pertanian tadah hujan yang rentan terhadap perubahan iklim dan kekeringan. Selain itu, fluktuasi harga komoditas seperti gaplek dan harga ternak juga menjadi risiko ekonomi bagi warga. Keterbatasan akses terhadap teknologi pascapanen yang lebih modern juga menjadi kendala dalam meningkatkan nilai tambah produk pertanian.Meskipun demikian, Desa Luwenglor memiliki prospek yang cerah. Pengembangan industri pengolahan singkong menjadi produk turunan yang lebih beragam, seperti keripik, mocaf (modified cassava flour), atau bioetanol, memiliki potensi besar. Di sektor peternakan, peningkatan skala usaha dari ternak keluarga menjadi peternakan komunal yang dikelola oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dapat meningkatkan efisiensi dan posisi tawar peternak. Lokasinya yang strategis di perbatasan juga membuka peluang untuk menjadi pusat perdagangan atau rest area di jalur alternatif antar-kabupaten. Dengan kerja keras warganya dan dukungan kebijakan yang tepat, Desa Luwenglor berpotensi menjadi desa perbatasan yang maju dan mandiri secara ekonomi.
